Kamis, 25 April 2019

LINGKUP BAHASAN REKAYASA LALU LINTAS



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Jalan raya merupakan sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan bermotor ataupun sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari segi manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari suatu Negara. Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Seringkalinya kita melihat permasalahan lalulintas yang ada disekitar kita mungkin jalan banyak yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau tidak adanya alat lalulintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita mungkin salah satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan dan kesembrautan lalu-lintas tersebut diperlukan suatu sistem penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas yang baik dan sangat berpengaruh pada kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sistem penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas biasanya lebih ditekankan pada lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan-pertemuan jalan atau persimpangan jalan. Karena pada pertemuan dua jalan atau lebih ini mengakibatkan adanya titik konflik yang akhirnya terjadi kemacetan lalu-lintas.









BAB II
ISI

2.1.      Parameter Arus Lalu Lintas
Parameter lalu lintas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menjadi tolak ukur dari kegiatan lalu lintas dalam sistem transportasi.

Parameter arus lalu lintas dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:
1.      Parameter makroskopis, yang mencirikan arus lalu lintas sebagai suatu kesatuan ( system ), sehingga diperoleh gambaran operasional system secara keseluruhan.
Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).
2.      Parameter mikroskopis, yang mencirikan perilaku setiap  kendaraan dalam arus lalu lintas yang saling mempengaruhi.
Contoh : waktu antara ( team headway ), kecepatan masing-masing ( individual speed ), jarak antara ( space headway ).
Secara makroskopis, arus lalu lintas dibagi menjadi empat macam :
1.      Arus
2.      Volume
3.      Kecepatan
4.      Kerapatan

2.1.1.      Arus
Arus adalah jumlah kendaraan yang melintas suatu titik pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu dengan membedakan arah dan lajur. Satuan arus adalah kendaraan/waktu atau smp/waktu
Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kenderaan yang melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan lingkungannya. Karena kemampuan idividu pengemudi mempunyai sifat yang berbeda maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus lalu lintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari perilaku pengemudi atau kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya akan bervariasi baik berdasar lokasi maupun waktunya, oleh karena itu perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu lintas. dalam menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka untuk mengerti tentang keragaman karakteristiknya dan rentang kondisi perilakunya, maka perlu suatu parameter. Parameter tersebut harus dapat didefenisikan dan diukur oleh insinyur lalu lintas dalam menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan parameter dan pengetahuan pelakunya.
                 Arus menpunyai satuan kendaran dibagi waktu atau smp dibagi oleh waktu. Terkadang kita sulit membedakan antara arus dan volume, berikut adalah perbedaannya:
Arus (flow) :
                Membedakan lajur
                Diukur pada waktu yang pendek
                Membedakan arah
Volume :
                Tidak membedakan lajur
                Diukur pada waktu yang panjang (lama)
                Tidak membedakan arah

2.1.1.1.Elemen Arus Lalu Lintas
  Karatkeristik pemakai jalan
o   Penglihatan
o   Waktu persepsi dan reaksi
o   Karakteristik lainnya
  Kendaraan
o   Kendaraan rencana
o   Kinerja percepatan kendaraan
o   Kemampuan mengerem kendaraan
o   Persamaan jarak mengerem dan reaksi
  Jalan
o   Klasifikasi jalan menurut fungsi
o   Ciri geometrik jalan

2.1.1.2.Karakteristik Arus Lalu Lintas
  Variasi arus dalam waktu
o   Variasi arus lalu lintas bulanan
o   Variasi arus lalu lintas harian
o   Variasi arus lalu lintas jam-jaman
o   Variasi arus lalu lintas kurang dari satu jam
o   Volume jam perancangan
o   Volume perancangan menurut arah
  Variasi arus dalam ruang
  Variasi arus terhadap jenis kendaraan

2.1.1.3.Arus Berdasarkan Jenis Fasilitas Jalan
Arus berdasarkan jenis fasilitas jalan dibedakan menjadi 2, yaitu:
  Arus tak terganggu ( Uninterupted Flow )
Arus lalu lintas dihasilkan oleh interaksi antar kendaraan dengan karakteristik system geometric jalan raya, pola arus lalu lintas hanya dikontrol oleh karakteristik tata guna lahan yang membangkitkan perjalanan. Tidak ada factor eksternal yang secara periodic menghentikan sementara arus lalau lintas tersebut.

 Jalan bebas hambatan (jalan tol)
 LRT di link

  Arus terganggu ( Interupted Flow )
Arus lalu lintas tidak hanya dihasilkan oleh interaksi antar kendaraan tetapi juga factor eksternal yang secara periodic menghentikan sementara arus lalau lintas. Contohnya kendaraan diberhentikan secara periodic disimpang yang diatur oleh lampu lalulitas.
  Persimpangan bersinyal
  Persimpangan tak bersinyal
  Bundaran
  LRT di stasiun

2.1.2.       Volume
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu ruas jalan dalam  waktu  yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan arah dan lajur.segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam. Volume lalu-lintas yang diekspresikan dibawah satu jam (sub jam) seperti, 15 menitan dikenal dengan istilah rate of flowatau nilai arus. Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan angka faktor ekivalen untuk berbagai jenis kendaraan. Faktor ekivalen mobil penumpang






Tipe jalan tak terbagi
Arus lalu lintas
Emp
total dua arah
HV
MC
(kendaraan/jam)
Lebar jalur lalu-lintas



< 6m
> 6m
Dua lajur tak-terbagi
0
1.3
0.5
0.4
(2/2 UD)
≥ 1800
1.2
0.35
0.25
Empat lajur tak-terbagi
0
1.3
0.4

(4/2 UD)
≥ 3700
1.2
0.25


















(emp) ditabulasi pada Tabel 1.1

Namun demikian pengamatan lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk mengetahui terjadinya volume jam puncak (VJP) sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing – masing arah secara terpisah. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai macam analisis operasional. Jalan raya harus dirancang sedemikian rua sehingga mampu melayani pada saat lalu lintas konsisi VJP. Untuk analisis operasional, apakah itu terkait dengan pengendalian, keselamatan, kapasitas, maka jalan raya harus mampu mengakomodasi kondisi ketika VJP. Di dalam perancangan VJP kadang – kadang diestimasi dari proyeksi LHR sebagaimana ditunjukkan pada rumus :
VJRD = LHR x K x D
Dengan,
VJRD  = Volume rancangan berdasarkan arah (smp/hari)
LHR    = lalu lintas harian rata – rata (smp/hari)
K         = proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak
D         = proporsi lalu lintas jam puncak dalam suatu arah tertentu

Menurut McShane dan Roess (1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai K sering dinyatakan dalam bentuk proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke 30 selama satu tahun. Volume jam puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan untuk perancangan dan analisis pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan perkotaan digunakan volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih bervariasi di mana pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan perkotaan misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6.


Koefisien pengali dari 15 menit ke 1 jam       : PHF
Koefisien pengali dari 1 jam ke 1 hari            : faktor k
                       
Perbedaan arus dan volume dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:


Lajur
Waktu
Arah
Arus
Membedakan
Singkat
Membedakan
Volume
Tidak Membedakan
Lama
Tidak Membedakan

Tabel 1.2

2.1.3.       Kecepatan
Dalam suatu aliran lalu lintas yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yag tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan kendaraan secara diskrit, suatu nilai rata – rata atau tipikal digunakan untuk mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh.
      Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a.       Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu.
b.      Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
Terdapat 3 jenis klasifikasi utama kecepatan yang digunakan yaitu :
a.       Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.
b.      Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu berhenti ) yang didapatkan dengan membagi panjang jalur yang ditempuh dengan waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.
c.       Kecepatan perjalanan (Jeourney Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan lalu lintas.
     
                  Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.






2.1.4.       Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.
Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas yang akan mendapatkan pola hubungan :
1.      Kecepatan dengan Kerapatan
2.      Arus dengan Kecepatan
3.      Arus dengan Kerapatan
Kepadatan lalu lintas adalah mungkin yang terpenting diantara ketiga parameter aliran lalu lintas tersebut, karena terkait dengan permintaan lalu lintas yang dibangkitkan dari berbagai tata guna lahan, bangkitan sejumlah kendaraan yang terdapat pada suatu segmen tertentu dari jalan raya. Kepadatan juga merupakan ukuran yang penting untuk mengetahui kualitas arus lalu lintas, dimana hal tersebut mengukur perkiraan kendaraan, factor – factor yang mempengaruhi kebebasan maneuver dan kenyamanan psikologis dari pengendara.

2.2.        Kapasitas dan Tingkat Pelayanan

2.2.1.      Kapasitas Jalan
Pengertian Kapasitas Jalan :
  Menurut Highway Capacity Manual (HCM) 1965
“Capacity is the maximum number of vehicles that can pass in a given period time.”
  Menurut Clark H. Oglesby (1990)
Kapasitas suatu  ruas jalan  adalah  jumlah kendaraan  maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu atau pun kedua arah) dalam periode waktu  tertentu.
1.      Menurut MKJI (1997)
Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan pada periode waktu  tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan.

Macam-macam Kapasitas Jalan
a)      Kapasitas Dasar (Basic capacity)
Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalulintas yang ideal.
Digunakan sebagai dasar perhitungan untuk  kapasitas rencana. Kapasitas dasar merupakan kapasitas terbesar dibangun pada kondisi arus yang ideal.
Arus dikatakan pada kondisi yang ideal jika kondisi jalan:
1.      Uninterupted flow
2.      Kendaraan yang lewat sejenis (kendaraan penumpang)
3.      Lebar lajur minimum :3,50 m
4.      Kebebasan samping    : 1.80 m
5.      Mempunyai desain alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal yang bagus (datar, v=120 km/jam)
6.      Untuk lalu lintas 2 arah 2 lajur dimungkinkan gerakan menyiap dengan jarak pandang 500 m.
b)      Kapasitas Rencana (Design Capacity)
Kapasitas rencana adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku tanpa mengakibatkan kemacetan, kelambatan dan bahaya yang masih dalam batas-batas yang diinginkan.
c)      Kapasitas yang Mungkin (Possible Capacity)
Kapasitas yang mungkin adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku (pada saat itu).
Kapasitas yang mungkin nilainya lebih kecil daripada kapasitas rencana.

2.2.2.      Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a.       Ada atau  tidaknya pembatas jalan (median)
  Jika terdapat median maka kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.
  Jika tanpa pembatas jalan maka kapasitas dihitung untuk kedua arah.
b.      Lokasi ruas jalan
  Urban (perkotaan) memperhitungkan FCcs  yaitu faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk).
  Interurban (rural) tidak memperhitungkan FCcs.

Persamaan umum untuk menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah sebagai berikut : 
-. Kapasitas jalan untuk daerah perkotaan adalah
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
                                                                                                                     
Dimana,
C         : kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co       : kapasitas dasar (smp/jam)
FCCw : faktor koreksi  kapasitas untuk lebar jalan
FCsp    : faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)
FCsf    : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCcs    : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)



-. Kapasitas ruas jalan untuk daerah interurban  (rural) dirumuskan :



  
Kapasitas sistem jaringan jalan perkotaan tidak saja dipengaruhi oleh kapasitas ruas jalannya teteapi juga oleh kapasitas setiap persimpanganya (baik yang diatur oleh lampu lalu lintas maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari suatu sistem jaringan jalan, jika kinerja persimpangannya sangat rendah maka kinerja seluruh sistem jaringan  jalan  tersebut akan  menjadi rendah pula (Ofzar Z. Tamin, 2000).
Kapasitas lengan persimpangan lalu lintas dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1.      Nilai arus jenuh.
2.      Waktu hijau efektif
3.      Waktu siklus.

Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Ruas Jalan
-. Kondisi lalu lnitas
-. Kondisi jalan
-. Kondisi fasilitas jalan.

2.2.3.      Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan atau “Level of Seervice” adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian.
Tingkat pelayanan suatu jalan merupakan ukuran kualitatif yang digunakan United States Highway Capacity Manual (USHCM 1985) yang menggambarkan kondisi operasional lalu lintas dan penilaian oleh pemakai jalan.
  Ukuran Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan suatu jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu:
1.            Kecepatan dan waktu tempuh
2.            Kerapatan (density)
3.            Tundaan (delay)
4.            Arus lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow)
5.            Derajat kejenuhan (degree of saturation)
6.              Klasifikasi Tingkat Pelayanan

1.      Tingkat pelayanan tergantung arus.
·           Tingkat pelayanan A (arus bebas)
·           Tingkat pelayanan B (arus stabil, untuk merancang jalan antar kota)
·           Tingkat pelayanan C (arus stabil, untuk merancang jalan perkotaan)
·           Tingkat pelayanan D (arus mulai tidak stabil)
·           Tingkat pelayanan E (Arus tidak stabil)
·           Tingkat pelayanan F (arus terpaksa)







V/C RASIO
Tingkat Pelayanan
Keterangan
Jalan
< 0.60
A
Arus lancar, volume rendah, kecepatan
Tinggi
0.60 - 0.70
B
Arus stabil, kecepatan terbatas, volume
sesuai untuk jalan luar kota
0.70 - 0.80
C
Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh
lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota
0.80 - 0.90
D
mendekati arus tidak stabil, kecepatan
Rendah
0.90 - 1.00
E
Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
volume padat atau mendekati kapasitas
> 1.00
F
Arus yang terhambat, kecepatan rendah,
volume diatas kapasitas, banyak berhenti

2.      Tingkat pelayanan tergantung fasilitas.























BAB III
KONSEP PEMBAHASAN


3.1  Metode Pembahasan

1)      Rumusan Masalah

Bagaimana kondisi volume kendaraan dan kepadatan jalan yang berada di kawasan jalan kapasari surabaya di setiap harinya?


2)      Bagan Alir Pembahasan
Gambar : Bagan Alir Data













BAB IV
PEMBAHASAN



4.1  Jalan Perkotaan


Gambar 4.1:  Peta pengumpulan data sepanjang jalan kapasari

Sesuai dengan pengumpulan data,data diambil sepanjang jalan perkotaan mulai dari jalan kapasari.


4.2  Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan dan waktu tempuh pengendara berbeda-beda tergantung dari beberapa karakteristik pengguna jalan:
·         Jika pada jam-jam sibuk sepanjang jalan kapasari, kecepatan yang ditempuh adalah anatara 40-50 km/jam dengan estimasi waktu tempuh perjalan berkisar 10-15 menit.
·         Jika pada jam normal sepanjang jalan jalan kapasari, kecepatan yang ditempuh adalah lebih dari 60 km/jam keatas dengan estimasi waktu tempuh perjalan berkisar 3-5 menit.

4.3  Kepadatan Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas dapat dilihat dari banyaknya kendaraan yang berada pada jalan yang dilalui. Pada sepanjang jalan kapasari sering terjadi kepadatan lalu lintas disetiap persimpangan atau tikungan yang ada. Apalagi pada waktu jam sibuk, maka kepadatan lalu lintas tidak terhindarkan lagi dan bisa menimbulkan kemacetan. Ditambah lagi di sepanjang jalan kapasari terdapat pasar gembong yang sebagaimana dikenal dengan tempat jual-beli barang bekas dan kepadatan lalu lintas yang sering terjadi pada daerah tersebut.


http://ayorek.org/wp-content/uploads/2013/05/Gembong-720x371.jpg

Gambar 4.2 aktifitas jual-beli pasar gembong sepanjang jalan kapasari

4.4  Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan dapat dilihat dari fasilitas jalan yang ada pada jalan tersebut. Disepanjang jalan kapasari sudah terdapat fasilitas jalan, seperti median, trotoar, rambu-rambu lalu lintas, perlintasan kereta api, dll
http://farm5.static.flickr.com/4063/4275138605_f2f2566946.jpg

Gambar 4.3 Median jalan dan perlintasan kereta api yang terdapat di jalan kapasari

4.5  Kapasitas Jalan Raya
Kapasitas dasar  jalan kota, karena jalan kota akses bangunan dan akses jalan terbatas sehingga bisa diperoleh kapasitas yang lebih besar, untuk jalan dua lajur dua arah tanpa berpemisah ditunjukkan dalam tabel berikut:
Kapasitas dasark ap22.jpg
Tabel 4.1 Kapasitas Jalan Raya untuk dua lajur dua arah
Sedang untuk jalan empat lajur dua arah tidak berpemisah dan berpemisah ditunjukkan dalam tabel berikut:
Kapasitas dasar jak.jpg
Tabel 4.2 Kapasitas Jalan Raya untuk empat lajur dua arah
Jalan kapasari termasuk jalan 2 jalur 4 lajur 2 arah terpisah dan medan jalan adalah datar maka dapat dilihat dari tabel diatas maka kapasitas jalan adalah 1900 smp/jam/lajur.

4.6  Arus dan Komposisi Lalu Lintas

Jika dilihat dari kondisi sepanjang jalan kapasari arus kendaraan sangat tinggi dengan komposisi kendaraan yang tidak terkendali. Pengguna jalan yang ada tidak sesuai dengan kapasitas jalan perkotaan sehingga sering menimbulkan kemacetan.

4.7  Karakteristik Lalu Lintas

Suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu-lintas yang melewatinya.
Tabel 4.3 Karakteristik Jalan Raya
Dilihat dari tabel diatas maka sepanjang jalan kapasari termasuk dalam karakteristik jalan dengan tingkat pelayanan D. Dimana arus lalu lintas tidak stabil,kecepatan rendah dan berbeda-beda, volume mendekati kapasitas.


BAB V
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

   Jalan kapasari termasuk jalan kolektor dengan panjang kuarang lebih 0,9 meter. Terdiri dari 2 jalur 4 lajur 2 arah, dan dilengkapi median. Tingginya volume  kendaraan yang melewati sepanjang jalan kapasari yang melebihi kapasitas jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Pertumbuhan penduduk yang tidak dibarengi dengan infastruktur jalan membuat komposisi jalan tidak sesuai dengan yang ditentukan. Fasilitas yang terdapat dijalan tersebut antara lain rambu-rambu lalu lintas, median jalan, perlintasan kereta api, lampu PJU, dll. Disepanjang jalan kapasari terdapat pasar gembong yang merupakan sumber kemacetan dijalan kapasari, karena sudah memakan hampir separuh jalur.


3.2.      Daftar Pustaka

Ø  Kartika, Yenny, ST, MT. (2015). Mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas. Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya
Ø  id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_lalu_lintas
Ø  rekayasalalulintas.blogspot.com/
Ø  id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas
Ø  Kumpulan referensi
Ø  http://hapusketidakadilan.blogspot.com/2011/06/rekayasa-lalu-lintas.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar